Archive for Juni 2011

HARAKIRI

HARAKIRI adalah salah satu budaya yang masih sering dilakukan oleh orang Jepang yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisionalnya adalah harakiri. Harakiri adalah tindakan mengakhiri hidup dengan cara menusukkan belati atau samurai ke perut atau jantung yang dilakukan oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban. Bagi mereka, tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup bila sudah kehilangan kehormatan. Budaya ini juga masih terkait erat dengan kesetiaan dan kepatuhan orang Jepang kepada kaisar, dimana kaisar dalam kepercayaan Shinto (agama tradisional yang masih banyak dipeluk oleh masyarakat Jepang) berada di tempat yang sangat disakralkan.

Dalam film Last Samurai kita bisa menyaksikan harakiri yang dilakukan oleh Jenderal Hasegawa (Togo Igawa) akibat malu karena kalah dalam pertempuran melawan pasukan samurai pimpinan Katsumoto (Ken Watanabe). Dengan disaksikan oleh Katsumoto dan pasukannya, Jenderal Hasegawa menghujamkan belati ke jantungnya lalu membiarkan lehernya ditebas dengan samurai oleh Katsumoto (setelah dimintai sebelumnya oleh Hasegawa). Dalam dialognya kemudian dengan Kapten Nathan Algren (Tom Cruise), Katsumoto menyebut permintaan Hasegawa itu sebagai sebuah Kehormatan. Itu di film. Adapun di dunia nyata, kalau tidak salah (berarti benar, ya?), Beberapa tahun lalu tersiar berita tentang seorang pejabat Jepang melakukan harakiri akibat diketahui melakukan korupsi.

Dengan latar belakang alasan yang kurang lebih sama, yaitu rasa malu, akhir April yang lalu di Tegal, Jawa tengah, aksi “harakiri” juga dilakukan oleh bocah 15 tahun bernama Eko Haryanto. Eko merasa malu akibat tidak mampu membayar tunggakan uang sekolah selama sembilan bulan yang per bulannya sebesar Rp. 5000 (!). Sebelumnya, aksi dengan latar belakang yang sama juga dilakukan oleh Bunyamin (17). Bedanya, kalau Bunyamin “sukses” mengakhiri hidupnya, nyawa Eko Haryanto masih bisa diselamatkan (Syukurnya Eko tidak melakukan “harakiri” lagi akibat gagal melakukan “harakiri” sebelumnya).

Kasus upaya bunuh diri terkait masalah biaya pendidikan seperti ini semakin menegaskan betapa sulitnya orang-orang miskin untuk bisa memperoleh pendidikan. Kasus diatas bukan tidak mungkin akan terulang kembali mengingat jumlah anak-anak miskin di Indonesia sekitar 24 juta jiwa. Sebuah potret dramatis pendidikan di panggung kemiskinan struktural sebuah Negara bergelar subur bernama Indonesia.

Menyediakan pendidikan yang layak adalah tanggungjawab negara. Setidaknya itu yang tertuang dalam konstitusi negara. Terkait dengan hal ini, pemerintah telah mencetuskan beberapa langkah. Pertama, membuat ketentuan pengalokasian anggaran sebesar 20 persen dari APBN dan APBD masing-masing daerah untuk pendidikan seperti tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kedua, memberikan beasiswa dengan menggunakan dana kompensasi BBM yang sudah beberapa tahun ini berjalan. Dana kompensasi BBM untuk pendidikan tahun 2005 ini misalnya, diputuskan sekitar 9 triliun.

Bagaimanakah hasil dari langkah-langkah yang diambil pemerintah itu? Mengenai pengalokasian anggaran sebesar 20 persen, ketentuan tersebut masih belum terpenuhi. Konstitusi pun akhirnya dilanggar dengan dalih tidak ada dana. Sejumlah daerah memang mengklaim telah mengalokasikan dana sebesar 20 persen dari APBD akan tetapi masih belum sesuai dengan ketentuan yang seharusnya dimana komponen gaji guru dimasukkan di dalamnya. Padahal, komponen gaji guru terlepas dari alokasi 20 persen tersebut. Sementara itu, Untuk dana kompensasi BBM justru banyak salah sasaran. Sebuah SD di Jakarta, misalnya, menggunakan dana kompensasi BBM tersebut justru untuk membeli TV dan AC untuk ruang kepala sekolah yang tidak berkenaan langsung dengan kebutuhan dasar pendidikan. Di Lampung, dana kompensasi BBM justru salah alamat akibatnya malasnya pejabat yang bersangkutan untuk mencari data tentang anak putus sekolah. Belum lagi kebocoran dana yang terjadi dimana-mana alias korupsi dengan modus beraneka ragam dari hulu hingga hilir.

Laporan tim Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas menyebutkan biaya pendidikan lebih banyak ditanggung masyarakat daripada pemerintah. Porsi biaya pendidikan yang ditanggung orangtua siswa mencapai 53,74 sampai 73,87 persen dari total biaya pendidikan (Kompas (03/05/2005)). Laporan ini menegaskan (sekali lagi) betapa tidak bertanggungjawabnya pemerintah terhadap pendidikan. Anggaran mugkin hanyalah angka-angka yang tidak dapat berbicara. Akan tetapi dari angka-angka tersebut dapat dilihat sebuah itikad, dan pemerintah tidak memiliki itu.

Bagaimanapun juga, kenyataan aksi “harakiri” yang dilakukan oleh Eko dan Bunyamin tak pelak lagi menjadi tamparan keras terhadap ribuan “akan” yang selalu dilontarkan pemerintah. Kenyataan tersebut juga merupakan simbol atas kegagalan pemerintah dalam melaksanakan pendidikan (Atau seorang Eko dan Bunyamin belum cukup signifikan merepresentasikan kegagalan?). Kembali menyinggung kegagalan, jadi yang sepatutnya melakukan harakiri, siapa ya? (Bukan saya yang bilang). Ah, kita kan orang Indonesia?

ISE GRAND SHIRNE

Ise Grand Shrine di Jepang (yang sebenarnya serangkaian lebih dari 100 tempat-tempat suci) adalah kuil yang paling suci di Jepang. kuil ini didedikasikan untuk Amaterasu (dewi matahari) dan telah ada sejak 4BC. Kuil utama diduga untuk menyimpan item yang paling penting dalam sejarah kekaisaran Jepang: yang Naik? (cermin dari mitologi Jepang yang akhirnya berakhir di tangan kaisar pertama). Rumah suci itu dirubuhkan dan dibangun kembali setiap 20 tahun sesuai dengan ide Shinto kematian dan kelahiran kembali (berikutnya akan pembangunan kembali pada tahun 2013). Peringkat ini sangat tinggi dalam daftar tempat-tempat yg agan ga bisa masukin karena satu-satunya orang yang bisa masuk adalah imam atau pendeta dan ia harus menjadi anggota keluarga kekaisaran Jepang. , kecuali kita merupakan Pangeran atau Putri Jepang.

ASAL USUL NAMA GUNUNG FUJIYAMA

Pada jaman dahulu kala hidup sepasang kakek nenek di desa terpencil. Pekerjaan sang kakek adalah sebagai penebang bambu. Pada suatu hari ketika sang kakek akan menebang bambu, ia melihat bambu yang bercahaya seperti emas. Karena penasaran, maka sang kakek memotong bambu tersebut dan ternyata di dalam bambu  itu ditemukan anak perempuan yang kira-kira tingginya 9 cm.
Sang kakek kemudian membawa anak perempuan itu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, kakek memberi tahu nenek dan mereka akhirnya memberi nama anak itu Kaguya. Setelah merawat Kaguya, setiap kakek pergi ke gunung untuk menebang bambu, di dalam bambu tersebut pasti ditemukan emas. Kehidupan merekapun menjadi makmur berkat Kaguya.

Tak terasa putri Kaguya tumbuh menjadi sosok putri yang sangat cantik sampai kecantikannya itu tersebar ke seluruh pelosok negeri. Banyak orang-orang dari kalangan berada sampai pajabat kerajaan ingin mempersunting putri Kaguya, tetapi entah mengapa putri Kaguya menolak lamaran mereka. Putri Kaguya memikirkan cara untuk menolak lamaran mereka dengan menyuruh membawa barang-barang yang mustahil adanya.  Siapa yang berhasil membawa barang-barang yang diinginkan sang putri, maka dia akan menerima lamaran salah satu dari mereka. Barang-barang tersebut diantaranya adalah mangkuk suci sang Buddha, kalung yang terbuat dari bola mata naga, kipas bercahaya dan lain-lain. Para lelaki itu datang dengan membawa barang yang diminta, namun semua barang yang dibawa itu palsu karena barang yang diminta putri Kaguya tersebut mustahil ditemukan di bumi ini.

Malam bulan purnamapun akan segera datang. Sambil memandang bulan, putri Kaguya menangis dalam kesedihan. Kakek dan nenek merasa khawatir kenapa putri kesayangannya merasa sedih. Akhirnya pada tanggal 8 Agustus, putri Kaguya menyampaikan perasaannya kapada kakek dan nenek. Ia mengaku bahwa sebenarnya ia berasal dari bulan dan harus kembali ke bulan saat bulan purnama tiba. Putri Kaguya sedih karena harus meninggalkan kakek dan nenek yang dicintainya. Karena tidak mau kehilangan putri Kaguya, maka kakek dan nenek berusaha mempertahankan putri Kaguya saat sang putri dijemput oleh utusan bulan untuk kembali ke bulan. Namun usahanya itu sia-sia. Akhirnya putri Kaguya pergi menuju bulan.
Sebagai kenang-kenangan dan tanda terima kasih, putri Kaguya memberi Fushi no kusuri (Obat hidup kekal) kepada kakek dan nenek yang selama ini merawatnya. Sayangnya, kakek membakar obat itu karena ia merasa meskipun bisa hidup abadi dengan meminum obat itu, tanpa ada Kaguya di sisi mereka apalah artinya. Kakek membakar obat itu di atas puncak gunung tertinggi di Jepang. Gunung tempat sang kakek membakar obat itu kemudian diberi nama Fushi no yama (gunung abadi), dan gunung itu sekarang dikenal dengan nama Fujiyama.
Gunung Fuji adalah gunung keabadian atau orang Jepang menyebutnya Fuji san (san berarti gunung, khusus untuk menyebut gunung Fuji) merupakan gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Prefektur Shizuoka dan Yamanashi. Ketinggian gunung Fuji adalah 3.776 M. Gunung ini adalah simbol bagi negara Jepang selain bunga sakura. (Erabaru/yqm)

- Copyright © FerdyArsianto - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -