Archive for Februari 2011
KIRORO - MIRAI E
Mirai E
(Menuju Masa Depan )
Hora, asi moto wo mite goran
(Ayoo…lihatlah langkah kakimu..)
Korega anata no ayumu michi
(Itulah jalan kehidupanmu….)
Hora, mae mo mite goran
(Ayoo…lihatlah pula ke depan..)
Arega anata no mirai
(Disanalah masa depanmu..)
Haha ga kureta takusan no yasashisa
(Begitu banyaknya bunda telah memberikan kasih sayangnya….)
Ai wo idaite ayumeto furikaesita
(Bersama Cinta bunda dapatku mengerti….kehidupan yg silih berganti )
Ano toki wa mada osanakute iminado siranai
(Saat itu aku masih terlalu kecil…belum mengerti arti semua itu )
Sonna watashi no te wo nigiri
Isyoni ayunde kita
(Bunda yang selalu membimbingku dalam menjalani masa depan )
Yume wa itsumo sora takaku aru kara
(Cita cita selalu tinggi di atas langit )
Todokanakute kowai ne dakedo oi suzukeruno
(Bila tak tercapai memang menyedihkan, tetapi jangan takut tetaplah melangkah bercita-cita)
Jibun no sutori dakara koso akira metakunai
(Tentukan langkah sejarah hidupmu..Janganlah berputus asa)
Fuang ni naru to te wo nigiri isyoni ayundekita
(Jangan cemas dan jangan takut…do`a bunda selalu menyertaimu )
Sono yasashisa wo tokiniwa iyagari
(Kasih sayang itu ..dulu selalu kulecehkan…selalu kusakiti hati bunda )
Hanareta haha he suna wo ni narezu
(Sekarang jauh terpisah dari bunda….baru ku sadari segalanya )
Hora asi moto wo mite goran kore ga anata no ayumu michi
(Ayoo..lihatlah langkah kakimu…itulah perjalanan hidupmu )
Hora mae mo mite goran arega anata no mirai
(Ayoo…lihatlah pula kedepan…di sanalah masa depanmu )
Mirai e mukatte
Yukkuri to aruite ikou
(Perlahan namun pasti…jemputlah masa depanmu dengan hati penuh keyakinan )
*Hora, asi moto wo mite goran / Korega anata no ayumu michi
(Ayo, lihatlah langkah kakimu / Itulah jalan kehidupanmu)
Hora, mae mo mite goran / Are ga anata no mirai
(Ayo, lihatlah pula ke depan / Disanalah masa depanmu)
Haha ga kureta takusan no yasashisa
(Begitu banyak kasih sayang yang telah ibunda berikan)
Ai wo idaite ayumeto furikaesita
(Bersama cintanya dapat ku mengerti kehidupan yang silih berganti)
Ano toki wa mada osanakute iminado siranai
(Saat itu aku masih terlalu kecil, belum mengeri arti semua ini)
Sonna watashi no te wo nigiri / Isyoni ayunde kita
(Ibunda yang telah membimbingku dalam menapaki masa depan)
Yume wa itsumo sora takaku aru kara
(Cita-cita selalu tinggi di atas langit)
Todokanakute kowai ne dakedo oi suzukeruno
(Bila tak tercapai memang menyedihkan, tetapi jangan takut tetaplah melangkah mencapainya)
Jibun no sutori dakara koso akira metakunai
(Tentukan langkah hidupmu, janganlah berputus asa)
Fuang ni naru to te wo nigiri isyoni ayundekita
(Jangan cemas dan takut, do’a ibunda selalu menyertaimu)
Sono yasashisa wo tokiniwa iyagari
(Kasih sayang itu dulu selalu tak kupedulikan, kusakiti hati ibunda)
Hanareta haha he suna wo ni narezu
(Sekarang jauh terpisah dari ibunda, baru kusadari segalanya)
Mirai e mukatte / Yukkuri to aruite ikou
(Perlahan namun pasti, jemputlah masa depanmu dengan penuh keyakinan)
SUDOKU
Sudoku (数独, sūdoku?), juga dikenal sebagai Number Place atau Nanpure, adalah sejenis teka-teki logika. Tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam jaring-jaring 9×9 yang terdiri dari 9 kotak 3×3 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis pada 1895 dan mungkin dipengaruhi oleh matematikawan Swiss Leonhard Euler, yang membuat terkenal Latin square.
Versi modern permainan ini dimulai di Indianapolis pada 1979. Kemudian menjadi terkenal kembali di Jepang pada 1986, ketika penerbit Nikoli menemukan teka-teki ini yang diciptakan Howard Garns.
Nama "Sudoku" adalah singkatan bahasa Jepang dari "Suuji wa dokushin ni kagiru" (数字は独身に限る, "Suuji wa dokushin ni kagiru"?), artinya "angka-angkanya harus tetap tunggal".
SENJATA TRADISIONAL JEPANG
Katana
katana adalah pedang panjang Jepang (daitō,), walaupun di Jepang sendiri ini merujuk pada semua jenis pedang. Katana adalah Kunyomi (sebutan Jepang) dari bentuk kanji ; sedangkan Onyomi (sebutan hanzi) karakter kanji tersebut adalah tō. Ia merujuk kepada pedang satu mata, melengkung dan khusus yang secara tradisi digunakan oleh samurai Jepang. Katana biasanya dipasangkan dengan wakizashi atau shōtō, bentuknya mirip tapi dibuat lebih pendek, keduanya dipakai oleh anggota kelas satria.
Wakizashi
Wakizashi adalah pedang jepang tradisional dengan panjang mata bilah antara 30 dan 60 sentimeter (antara 12 hingga 24 inci), sama tetapi lebih pendek bila dibandingkan dengan Katana yang sering dikenakan bersama-sama. Apabila dikenakan bersama, pasangan pedang ini dikenali sebagai daisho, yang apabila diterjemahkan secara harafiah sebagai "besar dan kecil"; "dai" atau besar untuk Katana, dan "sho" untuk Wakizashi.
Wakizashi digunakan sebagai senjata samurai apabila tidak ada Katana. Apabila memasuki bangunan suci atau bangunan istana, samurai akan meninggalkan katananya pada para pengawal pada pintu masuk. Namun, Wakizashi selalu tetap dibawa pada setiap waktu, dan dengan itu, ia menjadi senjata bagi samurai, serupa seperti penggunaan pistol bagi tentara.
Naginata
Naginata adalah senjata kelas tombak yang secara tradisional digunakan di Jepang oleh para anggota samurai. Sebuah Naginata terdiri dari pegangan tongkat kayu dan golok melengkung pada ujungnya, senjata ini sama dengan yang dipegang oleh Guan Yu dalam sejarah China. Ilmu beladiri yang menggunakan Naginata disebut naginata-jutsu.
Kama
Kama adalah senjata tradisional yang berasal dari Okinawa, Kama pada awalnya digunakan untuk pertanian. Senjata Kama biasa digunakan sepasang, senjata ini merupakan salah 1 senjata utama ninja, tetapi pada ujungnya dipasang gada/rantai, disebut kusari-gama.
Kusari Gama
Kusari-Gama adalah Kama ( lihat diatas ), tetapi memiliki rantai yang diikatkan dengan senjata tajam ( gada, pedang kecil, dll )
Sai
Sai adalah senjata tradisional yang berasal dari Okinawa, juga digunakan di India, China, Indonesia dan Malaysia. Sai adalah senjata yang berbentuk seperti Trisula.
Sai pada awalnya adalah alat pertanian.
Shuriken
Shuriken (手裏剣;"hand hidden blade") adalah senjata tradisional Jepang yang pada umumnya digunakan untuk dilempar ke lawan dan kadang digunakan untuk menusuk dan memotong arteri lawan. Shuriken dibuat dari jarum, pisau, dan bahan logam lain.
Shuriken adalah senjata yang paling sering digunakan setelah Katana dan Naginata. Ilmu beladiri yang menggunakan Shuriken disebut shuriken-jutsu, shuriken-jutsu pada dulunya diajarkan di perguruan ninja. Shuriken dikenal dengan sebutan "bintang ninja"
Kunai
Kunai adalah senjata lempar tradisional Jepang, muncul pada era Kaisar Tensho. Kunai pada umumnnya dibuat dari besi, bukan baja/metal lain, dibuat dengan murah dan tidak di-polish. Kunai biasanya berukuran 20-60cm, dan rata-rata 40 cm.
Kunai pada dulunya adalah alat untuk berkebun dan alat bagi para pekerja batu. Kunai dipercaya sebenarnya bukan senjata yang didesain untuk dilempar, tetapi dapat dilempar dan menghasilkan daya hancur yang lumayan besar.
katana adalah pedang panjang Jepang (daitō,), walaupun di Jepang sendiri ini merujuk pada semua jenis pedang. Katana adalah Kunyomi (sebutan Jepang) dari bentuk kanji ; sedangkan Onyomi (sebutan hanzi) karakter kanji tersebut adalah tō. Ia merujuk kepada pedang satu mata, melengkung dan khusus yang secara tradisi digunakan oleh samurai Jepang. Katana biasanya dipasangkan dengan wakizashi atau shōtō, bentuknya mirip tapi dibuat lebih pendek, keduanya dipakai oleh anggota kelas satria.
Wakizashi
Wakizashi adalah pedang jepang tradisional dengan panjang mata bilah antara 30 dan 60 sentimeter (antara 12 hingga 24 inci), sama tetapi lebih pendek bila dibandingkan dengan Katana yang sering dikenakan bersama-sama. Apabila dikenakan bersama, pasangan pedang ini dikenali sebagai daisho, yang apabila diterjemahkan secara harafiah sebagai "besar dan kecil"; "dai" atau besar untuk Katana, dan "sho" untuk Wakizashi.
Wakizashi digunakan sebagai senjata samurai apabila tidak ada Katana. Apabila memasuki bangunan suci atau bangunan istana, samurai akan meninggalkan katananya pada para pengawal pada pintu masuk. Namun, Wakizashi selalu tetap dibawa pada setiap waktu, dan dengan itu, ia menjadi senjata bagi samurai, serupa seperti penggunaan pistol bagi tentara.
Naginata
Naginata adalah senjata kelas tombak yang secara tradisional digunakan di Jepang oleh para anggota samurai. Sebuah Naginata terdiri dari pegangan tongkat kayu dan golok melengkung pada ujungnya, senjata ini sama dengan yang dipegang oleh Guan Yu dalam sejarah China. Ilmu beladiri yang menggunakan Naginata disebut naginata-jutsu.
Kama
Kama adalah senjata tradisional yang berasal dari Okinawa, Kama pada awalnya digunakan untuk pertanian. Senjata Kama biasa digunakan sepasang, senjata ini merupakan salah 1 senjata utama ninja, tetapi pada ujungnya dipasang gada/rantai, disebut kusari-gama.
Kusari Gama
Kusari-Gama adalah Kama ( lihat diatas ), tetapi memiliki rantai yang diikatkan dengan senjata tajam ( gada, pedang kecil, dll )
Sai
Sai adalah senjata tradisional yang berasal dari Okinawa, juga digunakan di India, China, Indonesia dan Malaysia. Sai adalah senjata yang berbentuk seperti Trisula.
Sai pada awalnya adalah alat pertanian.
Shuriken
Shuriken (手裏剣;"hand hidden blade") adalah senjata tradisional Jepang yang pada umumnya digunakan untuk dilempar ke lawan dan kadang digunakan untuk menusuk dan memotong arteri lawan. Shuriken dibuat dari jarum, pisau, dan bahan logam lain.
Shuriken adalah senjata yang paling sering digunakan setelah Katana dan Naginata. Ilmu beladiri yang menggunakan Shuriken disebut shuriken-jutsu, shuriken-jutsu pada dulunya diajarkan di perguruan ninja. Shuriken dikenal dengan sebutan "bintang ninja"
Kunai
Kunai adalah senjata lempar tradisional Jepang, muncul pada era Kaisar Tensho. Kunai pada umumnnya dibuat dari besi, bukan baja/metal lain, dibuat dengan murah dan tidak di-polish. Kunai biasanya berukuran 20-60cm, dan rata-rata 40 cm.
Kunai pada dulunya adalah alat untuk berkebun dan alat bagi para pekerja batu. Kunai dipercaya sebenarnya bukan senjata yang didesain untuk dilempar, tetapi dapat dilempar dan menghasilkan daya hancur yang lumayan besar.
MUSIM di JEPANG
1. Musim semi
Musim semi terjadi pada bulan Maret, April dan Mei .Pada musim ini suhunya hangat tapi tidak panas, tidak terlalu banyak hujan. Saat ini merupakan waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Jepang. Dari bulan Maret sampai April bunga sakura yang sangat terkenal bermekaran dan saat bagi munculnya banyak pesta dan festival. Tanggal 27 April sampai 6 Mei merupakan minggu emas ( golden week ) yang merupakan liburan terpanjang dalam setahun dimana semua jasa travel dan tempat hiburan full booking.
2. Musim panas
Setelah musim semi berakhir, dilanjutkan dengan musim panas yakni pada bulan Juni, Juli dan Agustus. Musm ini dimulai dengan musim hujan yang suram pada bulan Juni dan berubah menjadi mandi keringat pada bulan Juli sampai Agustus, dengan kelembaban yang ekstrim dan temperatur bisa mencapai 40 derajat celcius. O-Bon ( pertengahan Agustus ) adalah mungkin saat yang paling tidak tepat untuk mengunjungi Jepang. Kelembaban udara tinggi sehingga kita harus siap selalu dengan handuk untuk menyeka keringat. Dehidrasi bisa terjadi dan dapat mengancam jiwa bagi orang-orang yang tidak mampu beradaptasi. Banyak dari masyarakat Jepang yang melakukan perjalanan ke Utara pulau Hokkaido atau daerah pegunungan Chubu dan Tohoku untuk menghindari musim ini.
3. Musim gugur
Musim gugur dimulai pada bulan September dan berakhir pada bulan November, merupakan saat yang dekat dengan musim semi kedua. Temperatur udara menjadi lebih nyaman, hari-hari yang nyaman lebih sering dan gugurnya daun-daun yang bewarna-warni sama mengesankannya dengan mekarnya bunga sakura.
4. Musim dingin
Bulan Desember adalah awal musim dingin. Musim ini merupakan saat yang tepat untuk bermain ski dan mandi air panas. Sebelum ditemukannya mesin penghangat, musim ini sangat ditakuti oleh masyarakat Jepang dan mereka hanya berdiam di rumah-rumah sambil duduk di dekat perapian. Tanggal 29 Desember sampai 3 Januari merupakan salah satu libur panjang di Jepang dan merupakan masa satu-satunya kantor-kantor pelayanan pemerintah dan sebagian swasta tutup total.
2. Musim panas
3. Musim gugur
Musim gugur dimulai pada bulan September dan berakhir pada bulan November, merupakan saat yang dekat dengan musim semi kedua. Temperatur udara menjadi lebih nyaman, hari-hari yang nyaman lebih sering dan gugurnya daun-daun yang bewarna-warni sama mengesankannya dengan mekarnya bunga sakura.
4. Musim dingin
Bulan Desember adalah awal musim dingin. Musim ini merupakan saat yang tepat untuk bermain ski dan mandi air panas. Sebelum ditemukannya mesin penghangat, musim ini sangat ditakuti oleh masyarakat Jepang dan mereka hanya berdiam di rumah-rumah sambil duduk di dekat perapian. Tanggal 29 Desember sampai 3 Januari merupakan salah satu libur panjang di Jepang dan merupakan masa satu-satunya kantor-kantor pelayanan pemerintah dan sebagian swasta tutup total.
GEISHA
Geisha(bahasa jepang:芸者 "seniman") adalah seniman-penghibur (entertainer) tradisional Jepang. Kata geiko digunakan di kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak. "Geisha" dilafalkan dalam bahasa inggris:/ˈgeɪ ʃa/ ("gei-" - "may"). Di Kansa, istilah "geiko" (芸妓) dan geisha pemula "maiko" (舞妓) digunakan sejak Restorasi Meiji. Istilah "maiko" hanya digunakan di distrik Kyoto. Pengucapan ˈgi ʃa ("gei-" - "key") atau "gadis geisha" umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, mengandung konotasi prostitusi. Di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji," yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi.
Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan.
Pada bulan Desember 2007, distrik Asakusa di Tokyo telah menjadi saksi atas debut Sayuki, geisha Barat non-Jepang pertama di sejarah Jepang. Asalnya, Sayuki menjadi geisha untuk proyek akademik, tapi sekarang berniat untuk melanjutkan pekerjaannya itu. “Sayuki: inside the flower and willow world” akan dipublikasikan oleh Pan Macmillan Australia. Sebuah film dokumenter tentang hidup seorang geisha juga sedang direncanakan.
SUKIYAKI
Sukiyaki (すき焼き, スキヤキ ?) adalah irisan tipis daging sapi, sayur-sayuran, dan tahu di dalam panci besi yang dimasak di atas meja makan dengan cara direbus. Sukiyaki dimakan dengan mencelup irisan daging ke dalam kocokan telur ayam.
Sayur-sayuran untuk Sukiyaki misalnya bawang bombai, daun bawang, sawi putih, shungiku (nama daun dari pohon keluarga seruni), jamur shiitake, dan jamur enoki. Sebagai pelengkap ditambahkan ito konnyaku atau shirataki yang berbentuk seperti soun berwarna bening atau sedikit abu-abu.
TEMPURA
Tempura (天ぷら tenpura?) adalah makanan Jepang berupa makanan laut, sayur sayuran, atau tanaman liar yang dicelup ke dalam adonan berupa tepung terigu dan kuning telur yang diencerkan dengan air bersuhu dingin lalu digoreng dengan minyak goreng yang banyak hingga berwarna kuning muda.
Tempura juga berarti cara menggoreng yang berbeda dengan furai (istilah bahasa Jepang untuk deep fry). Bahan makanan yang digoreng secara tempura dicelup ke dalam adonan tempura, sedangkan bahan makanan yang digoreng secara deep fry dibungkus secara berurutan dengan tepung terigu, kocokan telur, dan tepung panir.
Minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng tempura sebaiknya minyak goreng yang bersih dan belum digunakan untuk menggoreng bahan makanan lain. Di restoran kelas atas yang menyediakan menu tempura, campuran minyak wijen yang harganya mahal dan minyak biji kapas sering dipakai untuk menggoreng tempura. Minyak bunga camellia yang digunakan pegulat Sumo sebagai minyak rambut juga digunakan di beberapa restoran mahal untuk menggoreng tempura.
Minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng tempura sering disebut minyak tempura (天ぷら油 tempura abura?) yang merupakan sebutan untuk berbagai jenis minyak goreng seperti minyak kanola, minyak selada, dan minyak bunga mayahari.
SUSHI
Sushi (鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah mentah atau sudah dimasak.[1] Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.
Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi (酸し?). Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji 鮓 merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi (麹 koji?) atau ampas sake (糟 kasu?). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama).